Monday, January 26, 2009

TRUST and OBEY

Yohanes 21:1-10
Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya di pantai danau Tiberias

Menunggu tanpa kepastian adalah hal yang begitu sulit untuk dilakukan. Simon Petrus dan murid-murid lainnya sedang menunggu: what next? Tuhan sudah bangkit, tapi lalu?

Simon mengambil inisiatif untuk menangkap ikan, kembali ke profesi lamanya, dari pada hanya menganggur saja (ayat 3). Murid-murid lain pun setuju dan ikut apa yang diinisiasikan Petrus.

Semalam berlalu, dan ternyata mereka tidak menangkap apa-apa. Walaupun mereka memiliki pengalaman sebagai penangkap ikan, tapi hari itu tidak ada hasil. Mereka sudah melempar jala ke mana-mana, tapi tidak ada ikannya.

Untungnya cerita tidak berakhir disana. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai, mengamati dan memahami apa yang dirasakan oleh murid-muridNya. Dia mengamati, dan tahu apa yang dialami mereka. Tuhan mau campur tangan, tapi murid-murid terlalu sibuk dengan aktifitas mereka sehingga tidak mengenalinya.

Yesus bertanya kepada mereka; ”apakah kamu memiliki lauk pauk?” (ayat 5). Ini bukan sindiran bagi para murid. Dia hanya ingin menarik perhatian murid-murid dari jala, perahu, ikan kepadaNya.

Kenapa topik yang diangkat Tuhan adalah lauk pauk? Ini karena Tuhan ingin menanyakan kejujuran mereka. Ini berkaitan dengan ego à apakah murid-murid mau mengakui bahwa mereka tidak punya apa-apa, gagal walaupun semalaman telah berusaha atau tidak. Dan akhirnya murid-murid pun mengakui bahwa mereka gagal, baik secara rohani (hubungan dengan Tuhan setelah Dia bangkit) maupun jasmani (soal lauk pauk).

Menariknya, baru pada saat murid-murid mengakui bahwa mereka tidak punya apa-apa barulah Tuhan yesus menolong. Ia memberi instruksi, ”tebarkanlah jalamu ke sebelah kanan perahu” (ayat 6). Tuhan tidak memberikan solusi yang spektakuler. Pertanyaannya, maukan taat kepada Tuhan walaupun solusinya tidak terlihat luar biasa?

Murid-murid tetap taat dengan solusi yang diberikan kepada mereka, walaupun pastilah mereka sudah mencoba berkali-kali, baik sisi kiri maupun kanan perahu. Mereka juga tidak mendebat, sebelah kanan Tuhan apa sebelah kanan kami? Kan sebelah kanan Tuhan sebelah kiri kami (karena berhadapan) J

Saat mereka menaati, Tuhan menolong. Ayat 6: mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Kita tidak bisa mengerti semua. Tapi bukan bagian kita untuk memahami segala sesuatu. Bagian kita adalah menaati.

Begitu mereka selesai, Tuhan sudah menyiapkan api di daratan (ayat 9). Tuhan tahu apa yang mereka perlukan.

Zaman ini kita begitu aktif. Sama seperti Petrus, kita tidak bisa duduk diam. Ada luka bathin dan rasa bersalah yang mendalam karena ia telah mengkhianati Yesus, jadi dia menutupinya dengan aktif kanan kiri.

Hal yang menarik lainnya adalah, Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri. Tapi kita seringkali tidak melihat Dia, karena kita terlalu sibuk mengejar berkat – bukan Sang Pemberi berkat itu sendiri.

Tuha bukannya tidak mau memberkati, tapi kita tidak siap menerimanya karena kita berfokus pada hal yang salah. Kita fokus di apa yang kurang saja.

Iman bukan sekedar percaya. Iman berarti mau mempercayakan diri kepada Tuhan. Mengakui terlebih dahulu, bahwa kita tidak bisa, kita tidak punya apa-apa, tapi kita percaya bahwa Tuhan akan menolong. Akuilah ini di hadapan Tuhan, duduk diam di hadapanNya, dan nantikan Dia bertindak.

(catatan khotbah dari Pdt. Roby Chandra, Maret 2008)

Tinggal Tenang dan Percaya

(catatan dari khotbah Robby Chandra, 29/03/08)

Yes. 30:15-16
Sebab beginilah firman Tuhan Allah, Yang Mahakudus, Allah Israel: “dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”
Tetapi kamu enggan, kamu berkata: ”bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat,”
Maka kamu akan lari dan lenyap.
Katamu pula: ”kami mau mengendarai kuda tangkats,”
Maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

Ay. 18
Sebab itu Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kepada kasihNya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu.
Sebab Tuhan adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Application:

  • Ssshhh.... Belajarlah untuk diam di hadapan Tuhan dan nikmati kehadiranNya. No need to explain, do not ask for anything for He knows! Just be still and know that He is God.
  • Percaya vs. Mempercayakan diri. Mempercayakan diri = menggantungkan diri, menyerahkan diri. Lebih dari sekedar knowledge (percaya). Contohnya, kita tahu Tuhan bisa membuat keajaiban-keajaiban dan menolong kita keluar dari situasi yang sulit. Tapi maukah kita mempercayakan diri kita kepada Tuhan untuk itu?
    Kita tidak bisa mengontrol segala sesuatu, karena itu percayakanlah segala sesuatunya kepada Tuhan. Apa yang bagian kita, kita kerjakan. Tapi percayakanlah bagian yang lainnya kepada Tuhan. Sesungguhnya ini akan membuat kita lebih kuat karena kita bisa menyerahkan bagian yang tidak bisa kita kontrol kepada Tuhan yang mengatur segala sesuatu. Inilah latihan iman yang sesungguhnya: percaya (bahwa Tuhan bisa) dan mau mempercayakan diri kita pada pertolonganNya.
  • Bagaimana cara mengetahui dan membedakan mana bagian kita dan mana bagian Tuhan? Untuk peka pada kehendakNya, kita perlu retreat pribadi secara teratur. Diam dan tenang di hadapan Tuhan. Dan beradalah di saat ini dengan Tuhan (bukan diikat masa lalu atau khawatir masa depan).