Monday, January 14, 2008

Dari Sebelah Mana?

Saat retreat departemen lalu ada percakapan (perdebatan?) menarik. Lupa awalnya bagaimana kita jadi membahas mengenai dari bagian bumi sebelah mana Tuhan akan datang. Rasanya memang sulit membayangkan cara Tuhan akan datang, mengingat bumi itu bulat; kalau datangnya dari bagian bumi sebelah barat, wah kasian dong yang sebelah timur gak melihat. Belum lagi perbedaan waktu; sebelah sini siang di sana malam, dan sebagainya. Saya mengambil waktu untuk merenungkan hal ini, dan semakin saya memikirkannya, semakin saya sadar bahwa sampai kapan pun gak akan masuk di otak/akal kita tentang bagaimana cara Tuhan datang. Kenapa? Karena Dia memang terlalu besar untuk otak kita yang sangat terbatas ini.

Sekarang coba bayangkan kita menjelaskan tentang pizza ke anak2 di daerah pedalaman yg nda ada TV, gak pernah tau tentang pizza. Pizza itu bahannya dari roti, bukan dari sagu... Mungkin mereka akan bertanya, roti itu apa? Kita bilang, roti itu tepung yang pakai ragi sehingga bisa mengembang. Ragi itu apa? Mmmm... bayangin balon deh, balon... dari kempes mengembang karena kita tiup, ada udara. Ragi itu ibarat udara yang meniup rotinya. Si anak mungin kebayang, haaa… makanan tapi kayak balon bisa terbang2 gitu, wah hebat juga…. Nah lho… susah kan….

Akan sama sulitnya kalau Tuhan akan menggambarkan keberadaanNya kepada kita. Kita gak pernah melihat Dia dan kalaupun dijelas2kan, akal kita gak akan mampu membayangkannya. Makanya Tuhan mereduksi diriNya yang penuh kemuliaan, yang tak terbatas itu menjadi seperti manusia. Kita mungkin bilang, lho kan di Alkitab Tuhan digambarkan punya mata, punya telinga, punya tangan… Iya memang, tapi menurut saya, penjelasan2 di Alkitab ini pun sudah diserderhanakan sedemikian rupa sehingga kita mampu membayangkannya. Kalau tidak mengambil bentuk2 manusia seperti ini, mereduksi diriNya sedemikian rupa, kita gak akan pernah bisa membayangkan keberadaanNya. Saat datang ke dunia, Dia pun harus mengambil rupa manusia karena kalau gak, mungkin manusia (kita) akan ketakutan. Seperti kita mau nolong semut, akan bisa terjadi hanya kalau kita jadi seukuran semut kan….

Nah sekarang, apakah Tuhan akan datang kembali dengan image dalam pengertian kita seperti saat Ia mengambil rupa manusia? Kita tidak tahu. Tuhan sudah menggambarkannya di Alkitab tapi tetap saja sulit dimengerti, karena memang akal kita terbatas untuk itu. Semoga dengan gak punya jawaban, kita makin sadar betapa kecil dan terbatasnya kita ini, dan betapa besarnya karunia Tuhan, yang mau perhatikan kita manusia2 lemah seperti ini.

No comments: